BALOY MAYO ADAT TIDUNG
BALOY MAYO ADAT TIDUNG
Kalimantan Utara adalah salah satu provinsi termuda di Indonesia. Tapi jangan salah, meski tergolong muda, provinsi ini mempunyai adat dan kebudayaan yang tidak kalah dengan provinsi lain. Kali ini, kita akan membahas rumah adat khas Kalimantan Utara yang bernama Rumah Baloy Mayo. Rumah ini merupakan rumah adat atau umumnya disebut balai adat dari suku tidung, salah satu suku tertua di Tarakan. Rumah adat ini berada di kawasan Karang Anyar Pantai, Tarakan Baru.
Rumah
adat ini merupakan hasil kebudayaan seni arsitektur dari masyarakat suku
Tidung, Kalimantan Utara. Seperti suku lainnya, suku Tidung ini mempunyai
kebudayaan dan model rumah adat sendiri. Walaupun rumah adat ini masih
menggunakan sejumlah tiang tinggi pada bagian bawahnya, bentuk bangunan rumah
adat ini terlihat lebih modern dan modis.
Rumah
adat Baloy Mayo atau sebutan lainnya yaitu Baley Amiril Pengiran Djamaloel
Qiram ini dibangun tahun 2004 oleh H Mochtar Basry Idris selaku Kepala selaku
Kepala Adat Besar Dayak Tidung Kalimantan . Pada tanggal 4 Agustus 2006,
rumah adat ini diresmikan oleh oleh Gubernur Kalimantan Timur, yang pada tahun
2012 berubah menjadi Kalimantan Utara.dan peresmiannya dilakukan oleh Drs
Yurnalis Ngayoh, MM (Plt Gubernur Kaltim).
Meski
masih memiliki nuansa kental dari kebudayaan tradisional suku Tidung, desain
Rumah Baloy secara umum terkesan lebih modern dan modis daripada rumah adat
lainnya. Rumah adat ini berbahan dasar kayu ulin yang dibangun menghadap utara
dengan struktur bangunan tinggi. Warna
emas mendominasi perabotan yang ada di rumah adat ini, mulai dari kursi hingga
bilik singgasana. Rumah Baloy dipenuhi oleh berbagai macam corak ukiran serta lambang
yang membuat tampilannya semakin cantik. Mulai dari atap, lisplang, jendela,
pintu, pagar, tiang dan tangga dipenuhi dengan berbagai ukiran cantik khas
tradisional suku tidung.
Pemanfaatan
rumah adat ini bukanlah sebagai rumah huni, akan tetapi sebagai balai adat
yaitu tempat untuk menghelat segala masalah atau kasus adat. Kemudian, di dalam
Rumah Baloy terdapat empat ruang utama yang biasa disebut Ambir, yaitu Ambir
kiri (Alad Kait) adalah tempat untuk menerima pengaduan perkara atau masalah
adat dari masyarakat., Ambir tengah (Lamin Bantong) adalah tempat di mana para
pemuka adat bersidang untuk memutuskan perkara adat, Ambir kanan (Ulad Kemagot)
diperuntukkan sebagai tempat istirahat setelah penyelenggaraan perkara adat, dan
ruangan terakhir adalah Lamin Dalom yang merupakan singgasana Kepala Adat Besar
Dayak Tidung. Sementara itu, pada bagian belakang Rumah Baloy ini, ada
bangunan yang dibuat di tengah-tengah kolam ikan yang disebut dengan Lubung
Kilong. Bangunan ini adalah sebuah tempat untuk menampilkan kesenian suku
Tidung, seperti Tarian Jepen. Saat ini, wisatawan yang berkunjung ke bangunan
ini bisa memberi makan ikan-ikan peliharaan di kolam tersebut. Setelah itu, di
belakang Lubung Kilong ini, ada lagi sebuah bangunan besar yang diberi nama
Lubung Intamu, yaitu tempat pertemuan masyarakat adat yang lebih besar, seperti
acara pelantikan pemangku adat atau untuk acara musyawarah masyarakat adat.
Selain itu, ada bangunan-bangunan lebih kecil yang berjajar di samping bangunan
utama salah satunya difungsikan sebagai pusat oleh-oleh dan beragam suvenir
seperti batik khas Kalimantan hingga pakaian adat.
Kemudian,
Rumah Baloy juga menyimpan kesakralan tersendiri. Menurut kepercayaan
masyarakat sekitar, orang yang memiliki indra keenam atau indigo dapat melihat
sosok leluhur kepala adat atau raja terdahulu yang duduk di singgasana. Selain raja, di samping singgasana
itu duduk seorang putri dan juga pengawal yang masih menjaga rumah adat ini. Jarak
sekitar dua meter dari singgasana, ada semacam sesajen yang diberikan untuk
para terdahulu itu. Ada kopi dan juga bunga dalam sebuah gelas berisi air. Di
kanan kiri sesajen ada guci-guci dari segala ukuran dan warna. Selain itu, juga
ada sebuah patung perempuan berbaju kuning. Menurut juru kunci rumah adat, itu
merupakan hadiah dari Ratu Elizabeth dari Inggris. Sementara, di depan patung
tersebut juga berdiri seekor patung ular yang terbuat dari kayu yang
melambangkan kelincahan yang dimiliki seorang raja.
Jadi,
Rumah Baloy ini memiliki keunikan serta ciri khas yang juga mengandung banyak
nilai filosofis. Selain itu, dengan dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan
pertemuan, rumah adat ini yang merupakan warisan budaya harus tetap dijaga dan
diilestarikan.
DAFTAR PUSTAKA
https://seringjalan.com/mengenal-rumah-baloy-rumah-adat-suku-tidung-dari-kalimantan-utara/
https://kumparan.com/kumparantravel/rumah-adat-baloy-mayo-bukti-kuatnya-tradisi-suku-tidung-di-tarakan/full
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Baloy
https://pesonaindonesia.kompas.com/read/2019/10/29/091300827/mengenal-kejayaan-kerajaan-tidung-di-baloy-mayo-adat-tidung-tarakan
http://rumah-adat-indo.blogspot.com/2014/11/rumah-adat-kalimantan-utara-baloy-mayo.html
https://www.borneos.id/rumah-adat-kalimantan-utara
Komentar
Posting Komentar